Selama tiga tahun penerapan konversi minyak ke gas, tercatat ada 216 kasus kecelakaan di Indonesia. Paling banyak terjadi dari Januari sampai Agustus 2010.
Sofyano dari Pusat Kebijakan Studi Publik (Puskepi) mencatat ada 61 kecelakaan yang terjadi di tahun 2008, 50 kasus di 2009, dan 106 kasus di 2010. Total korban hingga saat ini tercatat 26 orang meninggal dan 225 orang luka-luka.
Paling banyak terjadi di Region II, yaitu kawasan Jakarta, Jabar, Banten, dan Kalimantan Barat, serta Region IV, yaitu kawasan Jatim, Madura, dan Bali. "Karena program konversi terbanyak di daerah ini," ujar Sofyan dalam diskusi publik di Hotel Nikko, Selasa (10/8/2010).
Daryanto dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengatakan, pemerintah dan kementerian terkait harus bertanggung jawab penuh terhadap kecelakaan yang telah terjadi dan memikirkan langkah antisipasi ke depan.
Menurutnya, kementerian yang memberlakukan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib melakukan pengecekan atas produk yang beredar untuk memastikan kualitas produk memang benar sesuai dengan standar. "Lalu, kalau ada ledakan, lembaga yang melakukan pengujian harus tampil ke depan," tuturnya.
Daryanto juga menegaskan, pemerintah harus menjamin semua produk yang beredar di masyarakat adalah produk SNI. "Kalau pemerintah mengatakan SNI wajib, tapi pemerintah gagal mensterilkan pasar dari produk non-SNI, seperti barang-barang dari China, itu bagaimana?" gugatnya.(kompas)
10 Agustus 2010
Tiga Tahun Sudah 216 Kasus Kecelakaan Elpiji
07.37
Ajang artikel
No comments
0 komentar:
Posting Komentar