Tidak mampu membayar biaya persalinan, seorang buruh tani di Pamekasan, tertahan di rumah sakit daerah (RSD) setempat, bersama bayi yang dilahirkannya.
Bayi laki-laki seberat 2,9 kilogram, panjang 49 cm merupakan anak pertama pasangan Rohman (29) dan istrinya Sakdiyah (26), warga Desa Campor, Kecamatan Proppo, Pamekasan.
Bayi yang belum diberi nama ini lahir pada Minggu (8/8/2010), hingga saat ini kedua orang tuanya belum bisa segera membawa pulang sang bayi karena tak juga melunasi pembayaran. Sakdiyah tak mampu membayar biaya operasi ceasar sekitar Rp 8 juta.
Menurut Sakdiyah, sebelum melahirkan sang bayi di RSD Pamekasan, ia berkunjung ke keluarganya di Blega, Kabupaten Bangkalan. Saat itulah, ia beberapa kali merasakan perut mules. "Saya langsung dibawa ke Puskesmas Blega. Namun, karena di puskesmas tersebut tidak mampu menangani, saya dirujuk ke RSD Pamekasan, karena saya warga asal sana," katanya.
Diakuinya, usai melahirkan, ia bersama sang bayi boleh pulang pada Kamis (11/8/2010) kemarin. Namun, karena tidak punya biaya, dia tidak bisa pulang. "Untuk mengurus SKTM tidak bisa, karena rujukannya atas nama pasien yang beralamat di Blega. Padahal, saya mempunyai KTP Desa Campor," ujarnya.
Plt Direktur RSD Pamekasan, dr Iri Agus Subaidi berjanji mencarikan solusi atas kesulitan yang dialami keluarga Sakdiyah. "Besok kami akan mencari solusi dari permasalahan ini," pungkasnya. [berotajatim]
13 Agustus 2010
Tak Ada Biaya, Ibu-Bayi Tertahan di RS
06.20
Ajang artikel
No comments
0 komentar:
Posting Komentar