Anggota Komisi I DPR-RI Yorris Raweyai berharap kepada pemerintah untuk lebih serius mengantisipasi penyebaran virus HIV/AIDS di Papua berkaca dari adanya prajurit TNI yang menderita HIV/AIDS di provinsi itu.
"Itu kan kasus lama, baru sekarang terdeteksi," kata Yorris di Jakarta, Sabtu (14/8/2010).
Karena itu, pemerintah diharapkan bisa lebih serius untuk menanggulangi atau mengantisipasi penularan dan penyebaran virus HIV/AIDS tersebut. (kompas)
"Memang pencegahan itu tidak mudah, tapi kalau pemerintah serius dan mau, penularan virus itu tidak begitu cepat menjalar di Papua," kata Yorris.
Dia mengakui, dari semua provinsi yang ada di Indonesia, tingkat penderita HIV paling tinggi adalah di Papua.
"Saat ini, tingkat penderita HIV/AIDS tertinggi di Indonesia ada di Papua. Pemerintah diminta untuk bisa memberikan dana yang cukup besar untuk menanggulangi penyebaran atau penularannya," kata Yorris.
Tingginya tingkat penderita HIV/AIDS, kata dia, bisa juga disebabkan kondisi demografis yang ada di Papua. Selain kondisi demografis, kemajuan daerah dan banyak orang asing yang masuk ke Papua menjadi salah satu penyebab.
"Penderita pertama HIV/AIDS di Papua ditemukan pertama kali di Sorong, yang dibawa oleh pelaut-pelaut Thailand. Sekarang persoalannya mampu tidak pemerintah mencegah," katanya.
"Data tahun 2009, sudah merata di seluruh Papua yang terkena HIV/AIDS. Perlu tindakan konkret dari pemerintah," imbuh Yorris.
Rumah Sakit Marthen Indey Jayapura, Papua, mencatat hingga Mei 2010 ada 144 prajurit Kodam XVII/Cenderawasih yang positif mengidap virus HIV/AIDS.
Kepala rumah sakit tersebut dr Yenny Purnama mengemukakan, dari 144 prajurit TNI yang positif mengidap HIV/AIDS itu empat di antaranya meninggal dunia, sedangkan yang lainnya masih menjalani perawatan dan sudah diserahkan ke Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua.
0 komentar:
Posting Komentar