ADA beberapa gangguan yang sering muncul selama Ramadan. Satu dari beberapa gangguan itu adalah gangguan saluran pencernaan, khususnya gangguan lambung.
Supaya terhindar atau tak menderita gangguan itu, Anda harus benar-benar memerhatikan jumlah dan jenis makanan dan kapan tepatnya Anda mengonsumsi makanan itu. Dokter Samuel Oetoro MS SpGK merangkumnya dalam “3J”: Jumlah, Jadwal, dan Jenis.
Pertama, jumlah. Pada saat berpuasa, Anda sebetulnya mengurangi asupan kalori sekitar 10-15 persen dari biasanya. Karena itu, pada saat berbuka dan sahur, Anda harus makan. Tapi jangan berlebihan.
“Tapi juga jangan kekurangan. Artinya, kita makan harus sesuai dengan kebutuhan tubuh kita,” kata dr Samuel.
Kedua, jadwal. Selama Ramadan, jadwal makan pada saat berbuka dan sahur. Setelah sahur, tak ada lagi makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh. Karena itu, Anda harus betul-betul memerhatikan jadwal. “Jangan pernah tidak makan pada saat sahur karena tubuh kita perlu energi untuk beraktivitas. Dan harus tepat waktu ketika berbuka. Jangan menunda saat berbuka karena lambung sudah kosong selama 14 jam dan kadar gula darah sudah menurun,” terang dr Samuel.
Ketiga, jenis. Yang perlu diperhatikan di sini adalah apa yang seharusnya Anda konsumsi ketika berbuka dan makan sahur. Anda harus memilih jenis makanan berdasarkan pedoman gizi seimbang. Makanan yang dikonsumsi haruslah makanan sumber karbohidrat, sekitar 50-60 persen seperti nasi, nasi merah, roti, kentang, bihun, sereal, oatmel, dan singkong. Makanan sumber protein, sekitar 10-15 persen, seperti ayam, ikan daging, telur, udang, bakso, tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Dan makanan sumber minyak, susu, kelapa, lemak ayam, dan lemak ikan. “Perbanyak makan sayur dan buah-buahan,” anjurnya.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana menerapkan 3J ini? Pada saat sahur, kata dr Samuel, makanlah sebanyak 30 persen dari kebutuhan makan sehari-hari yang terdiri atas sumber karbohidrat kompleks (nasi merah, kentang dengan kulitnya, roti gandum) dan sumber protein dan lemak (ikan, ayam tanpa kulit, tahu, tempe, dan sayur-sayuran).
Lalu 10-15 menit sebelum imsak, makan lebih kurang 10 persen dari kebutuhan kalori yang terdiri dari buah-buahan (3-5 porsi) dengan kulitnya atau diblender. Jangan lupa minum 4 gelas air putih selama sahur sampai menjelang imsak.
“Penting untuk mengonsumsi makanan sumber karbohidrat kompleks (tinggi serat) supaya penyerapan karbohidrat berlangsung bertahap, sehingga kadar gula darah tetap stabil selama berpuasa. Itu berarti tetap tersedianya sumber tenaga pada siang hari,” terang dr Samuel.
Kemudian pada saat berbuka, makanlah sebanyak 50 persen dari kebutuhan makan sehari. Berbukalah dengan minuman yang manis tetapi yang menyehatkan, yaitu jus atau sari buah dari 2-3 macam buah yang tinggi kandungan airnya seperti jeruk, melon, dan semangka. Jangan berbuka dengan teh manis, sirup, kolak, dsb.
Setelah salat magrib, makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks (nasi merah, kentang dengan kulitnya, roti gandum), protein dan lemak (ikan, ayam tanpa kulit, putih telur, tahu dan tempe), sayur-mayur dan buah-buahan.
“Harus diingat, makanlah secara bertahap. Jangan langsung melahap makanan berat. Mulai dulu dari yang ringan,” kata dr Samuel.
Setelah salat tarawih atau sebelum tidur, makan makanan ringan sebanyak 10 persen dari kebutuhan makan sehari atau makanlah buah-buahan. Minum minimal 4 gelas air sejak berbuka sampai menjelang tidur.
“Pilihlah menu makanan yang disukai, bervariasi, dan rasa yang enak agar tidak membosankan. Anda perlu menghindari makanan yang berlemak, goreng-gorengan, santan, mie, sayuran yang membentuk banyak gas seperti kol, sawi, dan lobak. Jangan makan makanan terlalu pedas, jangan minum kopi, minuman bersoda, dan minuman yang mengandung alkohol,” nasihat dr Samuel.
(Genie)
15 Agustus 2010
Gangguan Lambung Hilang, Puasa Aman dan Nyaman
01.30
Ajang artikel
No comments
0 komentar:
Posting Komentar