Total Tayangan Halaman

15 Agustus 2010

Penumpang Lebaran Diprediksi 15,5 Juta Orang


Jumlah penumpang pada Lebaran 2010 diperkirakan 15.519.392 orang atau naik sekitar 6,35 persen dibandingkan dengan tahun 2009. Dari seluruh moda transportasi, peningkatan jumlah penumpang angkutan udara diperkirakan yang paling signifikan

Demikian penjelasan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimuso, Sabtu (14/8/2010) di Surabaya. ”Kenaikan rata-rata jumlah penumpang lebaran tahun ini mencapai 6,35 persen. Tahun lalu jumlah penumpang lebaran mencapai 14.592.180 orang dan tahun ini kami perkirakan naik menjadi 15.519.392 orang,” kata Suroyo Alimuso.

Dari empat jenis moda transportasi yang ada, kata Suroyo, penumpang angkutan udara diprediksi meningkat pesat. Tahun lalu, jumlah penumpang udara 1,7 juta orang dan tahun ini diperkirakan meningkat hingga 1,9 juta orang atau naik sekitar 15 persen.

Dari sisi jumlah, penumpang yang menggunakan moda transportasi angkutan jalan masih akan mendominasi dengan jumlah sekitar 5,4 juta orang.

Selanjutnya, jumlah penumpang terbanyak kedua pada moda transportasi angkutan sungai dan penyeberangan 3,6 juta orang, disusul angkutan kereta api 3,1 juta orang, angkutan udara 1,9 juta orang, dan angkutan laut 1,2 juta orang.

Pulang bersamaan

Menurut Suroyo, ketersediaan armada transportasi angkutan darat, laut, dan udara sebenarnya mencukupi. Namun, masyarakat sering kali mempunyai kecenderungan memilih moda transportasi favorit atau pulang secara bersamaan pada tiga hari menjelang Lebaran (H-3).

”Kecenderungan inilah yang menyebabkan terjadinya ledakan jumlah penumpang pada beberapa hari sebelum Lebaran. Jika pola kepulangan mudik atau balik merata, pasti tak akan ada ledakan penumpang,” kata Suroyo.

Pada Lebaran kali ini, kepadatan arus mudik dan balik akan sangat terlihat pada moda transportasi angkutan jalan, yaitu motor dan mobil. Jika tahun lalu volume motor hanya mencapai 3,1 juta unit, tahun ini jumlah motor akan meningkat menjadi 3,6 juta unit. Sedangkan jumlah mobil yang tahun lalu mencapai 1,31 juta unit diperkirakan akan bertambah menjadi 1,37 juta unit.

Larangan beroperasi

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur Wahid Wahyudi menambahkan, menjelang Lebaran, Dinas Perhubungan Jatim akan memberlakukan larangan beroperasi kendaraan pengangkut bahan bangunan dan kendaraan bersumbu lebih dari dua mulai 6 September hingga 12 September 2010. Larangan beroperasi juga berlaku di kawasan pelabuhan, di mana angkutan kontainer dari dan menuju pelabuhan harus dihentikan.

Namun, larangan ini tak berlaku bagi kendaraan pengangkut bahan pokok, susu, angkutan ternak, angkutan bahan bakar minyak dan elpiji, pupuk, serta barang-barang pos. ”Kami juga menutup jembatan timbang mulai 3 September 2010 hingga 18 September 2010. Lokasi jembatan timbang akan digunakan untuk tempat beristirahat (rest area) para pemudik,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jatim Wahid Wahyudi.

Tinggal 20 persen

Tiket kereta api (KA) untuk arus balik dari Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 12 dan 13 September 2010 hanya tersisa 20 persen. Puncak arus balik mudik Lebaran diperkirakan terjadi pada 18 September 2010.

Kepala Bagian Humas PT KA Daerah Operasional (Daop) IV Sapto Hartoyo, Sabtu di Semarang, menjelaskan, untuk perjalanan pada 13 September, tiket KA Argo Muria dan Senja Utama bahkan habis terjual. Tiket masih tersisa 20 persen untuk KA Sindoro dan Fajar Utama pada 13 September dan semua KA untuk keberangkatan 12 September.

Untuk arus balik, PT KA Daop IV hanya menambah satu rangkaian KA ekonomi Tawangjawa Lebaran yang dapat menampung hingga 1.500 orang. Untuk semua KA, PT KA juga membuka tiket go show yang dapat dibeli langsung pada hari keberangkatan. Calon penumpang yang kehabisan tiket untuk dipesan dapat datang langsung pada hari keberangkatan.

Sapto juga mengimbau calon penumpang agar membeli tiket di agen, kantor pos, atau anjungan tunai mandiri (ATM). Selain menghindari penumpukan di stasiun, hal itu juga untuk menghindari maraknya calo tiket.

Menjelang Lebaran, PT KA Daop IV juga memasang rel gongsol (pengganjal) di tikungan- tikungan yang menyebabkan KA anjlok. Sapto mengatakan, ada 25 titik rawan di wilayah Daop IV yang telah dipasang rel gongsol.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Jateng Urip Sihabudin memperkirakan pemudik yang akan melalui Jateng sekitar 4,8 juta orang. Sedangkan pemudik yang menuju Jateng angkanya diprediksi mencapai 2,98 juta orang.

Dari jumlah tersebut, Urip memperkirakan sebagian besar pemudik menggunakan mobil dan sepeda motor. Jumlahnya diperkirakan meningkat 10-15 persen dibandingkan tahun 2009.

Adapun peningkatan pemudik yang menggunakan moda kereta api diperkirakan 15 persen. Pengguna moda bus justru diprediksi menurun jumlahnya. ”Kami memperkirakan para pengguna moda bus beralih ke mobil dan sepeda motor. Untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas yang memuncak pada H-3, kami membuat posko di 18 titik di Jateng. Ada 600 petugas yang siap bertugas,” kata Urip.

Selain itu, jalur-jalur yang masih minim rambu lalu lintas akan diberi rambu darurat, terutama di titik rawan kecelakaan dan macet. Jateng masih kekurangan 6.661 rambu lalu lintas. (kompas)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Themes | New Blogger Themes