Polri diminta untuk terbuka atas sakitnya Kapolri jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri. Sikap tertutup tentang sakitnya Kapolri dinilai mengacu pada model komunikasi ala Orde Baru (Orba).
"Itu cara komunikasi Orba. Kita sayangkan kalau ada komunikasi seperti itu. Soeharto dulu begitu, jika sakit ajudannya mengatakan bapak sedang istirahat," ujar anggota Komisi III DPR Nasir Djamil kepada detikcom, Sabtu (14/8/2010).
Menurut politisi PKS itu, model komunikasi Orba yang diikuti Polri ini akan membingungkan publik. Bahkan kepercayaan publik akan pudar terhadap Polri.
"Dia (Kapolri) kan mau pensiun, makanya harus meninggalkan sesuatu yang menimbulkan trust pada publik. Kalau meninggalkan bom waktu, Polri kewalahan untuk mengembalikannya," imbuh dia.
Karena itu, solusinya Kapolri harus memberikan keterangan secara langsung kepada publik atas kejadian pada Jumat 13 Agustus kemarin. Sebab publik harus tahu apa yang terjadi.
"Kapolri kalau sudah sembuh beliau harus memberikan jumpa pers secara langsung apa yang terjadi saat itu," kata Nasir.
Simpang siur kondisi dan keberadaan Kapolri dimulai ketika serah terima sejumlah jabatan yang digelar di Mabes Polri ditunda. Alasannya, Kapolri dan Wakapolri sedang ada kegiatan di luar Mabes Polri.
Kabar menyebutkan, Kapolri dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun Juru Bicara SBY, Julian A Pasha, membantahnya. Padahal Wakadiv Humas Mabes Polri Kombes I Ketut Untung Yoga Ana tetap bersikukuh, Kapolri dipanggil SBY.
Penasihat Kapolri Kastorius Sinaga mengatakan, Kapolri terkena sakit di bagian lambung karena kelelahan kerja dan butuh istirahat selama 1-2 hari. Kapolri akan kembali masuk kerja pada Senin 16 Agustus mendatang.
Namun kabar sakitnya Kapolri dibantah lagi Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang. Menurut Edward, Kapolri tidak sakit melainkan ada tugas internal Polri sehingga pelantikan pejabat Polri ditunda.
(detik)
14 Agustus 2010
Sikap Tertutup Soal Kondisi Kapolri Tiru Komunikasi Ala Orba
10.15
Ajang artikel
No comments
0 komentar:
Posting Komentar