Pohon Darah Naga (Dracaena cinnabari) adalah jenis pohon yang sangat langka yang berasal dari kepulauan Socotra, pulau kecil dari empat pulau di tengah Samudera Hindia. Juga dikenal sebagai “Galapagos di Samudera Hindia,” adalah sekelompok pulau yang merupakan tempat tinggal sejumlah spesies menarik.
Pohon Darah Naga dapat ditemukan di daerah kepulauan Socotra dan sekitarnya, termasuk daratan Yaman. Pohon Darah Naga ini mengandung Resin Merah (baca info tentang tentang Resin) yang disebut Darah Naga, yang telah digunakan untuk berbagai tujuan sepanjang sejarah.
Pohon ini memiliki bentuk yang aneh seperti payung dengan tujuan membantunya bertahan hidup dalam kondisi kering dan daerah dengan tanah yang berbatu. Bayangan yang timbul dari bentuk payungnya itu membantu bibit Pohon Darah Naga mampu bertahan hidup di lingkungan yang keras.
Pohon Darah Naga dapat ditemukan di daerah kepulauan Socotra dan sekitarnya, termasuk daratan Yaman. Pohon Darah Naga ini mengandung Resin Merah (baca info tentang tentang Resin) yang disebut Darah Naga, yang telah digunakan untuk berbagai tujuan sepanjang sejarah.
Pada batang pohon ini, jika disayat, akan keluar cairan berwarna merah, seperti darah, sehingga disebut Pohon darah Naga. Dimulai pada abad pertama Masehi, “darah” yang keluar dari Pohon Darah Naga ini digunakan sebagai bahan pewarna dan obat untuk mengobati masalah pernapasan dan pencernaan, terutama pengobatan untuk diare, demam, disentri, bisul di mulut, gangguan tenggorokan, gangguan usus dan perut, serta antivirus untuk virus pernafasan.
Darah naga juga memiliki sejarah dalam Ritual Spiritual (Sihir). Rupanya Darah Naga dipercaya bisa meningkatkan kekuatan mantra sihir untuk perlindungan, cinta, mengusir roh jahat, dan sebagainya.
Pohon ini memiliki bentuk yang aneh seperti payung dengan tujuan membantunya bertahan hidup dalam kondisi kering dan daerah dengan tanah yang berbatu. Bayangan yang timbul dari bentuk payungnya itu membantu bibit Pohon Darah Naga mampu bertahan hidup di lingkungan yang keras.
0 komentar:
Posting Komentar