Daya Saing Indonesia Kalah dari Malaysia

Daya saing Indonesia masih lebih rendah dibanding tiga negara Asean. Meski banyak institusi yang percaya Indonesia adalah negara besar, daya saing Indonesia masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

"Harusnya kita bisa lebih baik lagi. Tapi sekarang antara GDP (produk domestik bruto) dan pendapatan perkapita ada gap," kata Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Firmansyah di Jakarta, Senin 9 Agustus 2010.

Menurut Firmansyah, Indonesia membutuhkan sinergi antarlembaga untuk bekerja sama agar kredibilitas dan kemampuan daya saing semakin baik.

Untuk itu, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Universitas Pertahanan Indonesia membentuk program studi baru dengan nama Defence Economics Universitas Pertahanan Indonesia.

Peluncuran program tersebut diresmikan hari ini di Hotel Borobudur, Jakarta, oleh Pelaksana Tugas Rektor Universitas Pertahanan Mayjen TNI Doktor Syarifuddin Tippe. Hadir dalam peresmian itu, Guru Besar FE UI Irzan Tandjung, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Firmansyah, dan Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Arif Budimanta.

Firmansyah dalam sambutannya mengatakan bahwa kesejahteraan rakyat Indonesia itu merupakan determinan utama dalam membangun pertahanan Indonesia.

"Program ini mulai didiskusikan sejak 2009. Idenya muncul karena konsentrasi kami sama-sama menarik, bagaimana mempertahankan aspek ekonomi yang juga menjadi pertahanan republik ini," ujar Firmansyah.

UI, dia melanjutkan, sebagai universitas keilmuan yang kuat menyambut baik peluncuran program studi pertahanan ekonomi Indonesia ini. "Ini kuncinya terletak pada sinergi," tuturnya.

Seperti diketahui, menurut Firmansyah, saat ini kekuatan dunia terus berkembang. Indonesia tidak lagi dihadapkan pada era ketertutupan ekonomi. Dalam masa globalisasi dan persaingan di tingkat regional, pemerintah dan semua pihak perlu mengoptimalisasi aset negara. (viva)

Posted in: Daya Saing, Ekonomi