Orangtua bayi malang ini hanya bisa pasrah kehilangan buah hati mereka yang hanya mampu bertahan selama satu minggu setelah lahir normal di RSUD Sawerigading Palopo.
Saat ditemui di rumah kontrakannya, Jalan Patiandjala, Lingkungan SempowaE, Kelurahan Dangerakko, Kecamatan Wara, Aksanti masih berduka setelah buah hatinya meninggal dunia. “Anak saya hanya mampu bertahan selama empat hari di rumah sakit,” kata Aksanti kepada Sindo yang ikut melayat ke rumah duka, kemarin.
Aksanti mengaku melahirkan normal dalam usia kandungannya sembilan bulan tujuh hari. Dia sempat dirawat satu hari di bangsal bersalin RSUD Sawerigading Palopo dan bersalin secara normal. “Saya dan suami pasrah menerima takdir bayi kami meninggal dunia, karena mungkin sudah jalan terbaik dia dipanggil Allah SWT,” ujarnya.
Menurut dia, bayinya yang memiliki berat 3,4 kilogram, memiliki wajah dan kepala mirip cumi-cumi dengan satu bola mata yang bulat dan membesar. Bayinya juga memiliki dua kaki dan tangan, namun kakinya memiliki anggota badan lainnya yang menjuntai mirip ‘sirip’ cumi-cumi.
“Wajah anak saya menyerupai cumi-cumi dengan satu bola mata yang bulat besar. Setiap menangis, mata bayi saya mengeluarkan darah, sehingga kondisinya sangat menyedihkan,” kisah Aksanti.
Bahkan kata dia, selama hamil, dia tidak pernah ngidam seperti laiknya wanita hamil lainnya. “Saya juga tidak pernah mimpi macam-macam atau ngidam cumi-cumi, tetapi bayi saya lahir wajahnya menyerupai cumi-cumi dan sebagian tubuhnya, terutama kedua kakinya memiliki sirip seperti cumi-cumi yang menjuntai,” kisah Aksanti.
Sejumlah tetangga Aksanti, mengakui bayi yang dilahirkan pasangan suami istri Aksanti dan Bahrum, sangat mirip cumi-cumi, terutama kepala dan kakinya. “Kami sempat melihat bayinya saat keluar dari rumah sakit, tetapi bayinya hanya mampu bertahan empat hari,” kata Ikbal, tetangga dekat keluarga Aksanti.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Palopo, dr Ishaq Iskandar, mengaku kaget mendengar informasi seorang pasien bersalin di RSUD Sawerigading Palopo, melahirkan bayi berwajah dan berkepala mirip cumi-cumi.
Ishaq menjelaskan kasus persalinan bayi mirip cumi-cumi ini, merupakan kasus persalinan pertama yang ditangani dokter RSUD Palopo. Namun kata dia, dalam ilmu kedokteran, kelahiran bayi mirip cumi-cumi itu dianggap bayi lahir dalam kondisi cacat bawaan dari rahim yang disebabkan berbagai faktor.
Misalnya kelainan kongetial meliputi kelainan pertumbuhan struktur bayi yang disebabkan berbagai faktor, seperti genetik, lingkungan atau pengaruh bahan kimia yang dikonsumsi ibu bayi selama masa hamil. “Kami tidak bisa memastikan penyebabnya apa, tetapi bayi Aksanti lahir dalam kondisi cacat bawaan lahir,” kata Ishaq.
Menurut dia, untuk mengetahui penyebabnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Namun karena keterbatasan peralatan di RSUD, maka tim dokter kesulitan menangani bayi tersebut dan meneliti lebih jauh penyebab cacat bawaan yang diderita bayi malang itu. “Apalagi, bayi ini telah meninggal dalam usia empat hari,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar