Dunia pendidikan tinggi China sedang ramai dengan kehadiran kuliah online. Sebanyak 20 universitas top di China berencana menyelenggarakan 100 kuliah online pada musim gugur tahun ini. Dua universitas yang akan menyelanggarakan kuliah online adalah Universitas Peking dan Universitas Tsinghua.
Jumlah kuliah online diperkirakan akan meningkat menjadi 1.000 situs selama periode 2011-2015. Menurut Kementerian Pendidikan China, ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya pengajaran antara berbagai daerah. Demikian seperti dikutip dari China Daily, Kamis (4/8/2011).
Batch pertama dari program kuliah online universitas China diluncurkan pada April lalu. Sebelumnya, kuliah dengan model serupa dari universitas asing seperti Universitas Yale, Harvard, Princeton dan Oxford telah populer di China.
Terinspirasi hal tersebut, universitas lokal seperti Universitas Fudan di Shanghai, mulai membuat kuliah online untuk umum pada platform seperti v.163.com/open. Salah satu mata kuliah online pada universitas tersebut adalah filsafat China kuno.
Setiap tahun, terdapat 2.000 pengajar di Fudan. Dalam lima tahun terakhir, universitas ini memiliki lebih dari 500 pengajar, di mana secara bertahap akan dibuka untuk umum secara online.
Namun, masih banyak pihak yang meragukan apakah kuliah online yang dilakukan universitas dalam negeri akan kompetitif dengan kelas yang diselenggarakan kampus asing.
"Saya lebih suka mendengarkan profesor asing kecuali (kuliah) tentang sejarah atau budaya China," kata lulusan jurusan komunikasi dan media baru City University of Hongkong, Huang Wenwen. "Keterampilan presentasi sang profesor lebih bagus dan fitur khusus membuat program online asing lebih menguntungkan," tambahnya.
Kuliah online diyakini akan bermanfaat untuk warga miskin China yang tinggal di pedesaan. Salah satunya yang diceritakan Liao Kaili. Pelajar usia 18 tahun ini berasal dari keluarga miskin yang tinggal di pedesaan di provinsi Henan. Dia tidak bisa kuliah lantaran orang tuanya ingin Liao bekerja untuk membantu membiayai sekolah adiknya.
"Sangat menyenangkan bisa mendengar suara profesor yang ada di Beijing," pungkasnya.
Jumlah kuliah online diperkirakan akan meningkat menjadi 1.000 situs selama periode 2011-2015. Menurut Kementerian Pendidikan China, ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya pengajaran antara berbagai daerah. Demikian seperti dikutip dari China Daily, Kamis (4/8/2011).
Batch pertama dari program kuliah online universitas China diluncurkan pada April lalu. Sebelumnya, kuliah dengan model serupa dari universitas asing seperti Universitas Yale, Harvard, Princeton dan Oxford telah populer di China.
Terinspirasi hal tersebut, universitas lokal seperti Universitas Fudan di Shanghai, mulai membuat kuliah online untuk umum pada platform seperti v.163.com/open. Salah satu mata kuliah online pada universitas tersebut adalah filsafat China kuno.
Setiap tahun, terdapat 2.000 pengajar di Fudan. Dalam lima tahun terakhir, universitas ini memiliki lebih dari 500 pengajar, di mana secara bertahap akan dibuka untuk umum secara online.
Namun, masih banyak pihak yang meragukan apakah kuliah online yang dilakukan universitas dalam negeri akan kompetitif dengan kelas yang diselenggarakan kampus asing.
"Saya lebih suka mendengarkan profesor asing kecuali (kuliah) tentang sejarah atau budaya China," kata lulusan jurusan komunikasi dan media baru City University of Hongkong, Huang Wenwen. "Keterampilan presentasi sang profesor lebih bagus dan fitur khusus membuat program online asing lebih menguntungkan," tambahnya.
Kuliah online diyakini akan bermanfaat untuk warga miskin China yang tinggal di pedesaan. Salah satunya yang diceritakan Liao Kaili. Pelajar usia 18 tahun ini berasal dari keluarga miskin yang tinggal di pedesaan di provinsi Henan. Dia tidak bisa kuliah lantaran orang tuanya ingin Liao bekerja untuk membantu membiayai sekolah adiknya.
"Sangat menyenangkan bisa mendengar suara profesor yang ada di Beijing," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar